Sabtu, 27 Oktober 2012

Sangeh Monkey Forest Bali

Sangeh adalah salah satu obyek wisata kera yang terkenal di Bali yang berlokasi di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung dan berjarak sekitar 50 km atau memakan waktu lebih kurang 45 menit dari ibukota Denpasar. Selain obyek wisata, Sangeh juga merupakan kawasan hutan lindung yang luas areanya sekitar 14 hektar dan sebagian besar ditumbuhi dengan pohon-pohon pala (dipterrocarpustrinervis) setinggi lebih kurang 50 meter serta dihuni oleh sekitar 700 hewan kera abu-abu (macaca faciculais). Untuk mengunjungi kawasan ini akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 5.000,-, dan terdapat beberapa petugas pengelola lokasi atau pemandu yang berpakaian adat Bali yang siap membantu setiap pengunjung. Beberapa petunjuk untuk memasuki kawasan ini antara lain berpakaian sopan dan tertib, hati-hati dengan membawa barang-barang bawaan, dan dilarang untuk mengganggu kera.

 Sebelum memasuki area Sangeh, dianjurkan untuk membeli sebungkus makanan untuk kera berupa kacang atau jagung yang banyak dijual di kios-kios sekitar areal parkir. Memasuki kawasan ini, pada candi bentar (pintu gerbang) terdapat patung besar yang berwujud ksatria raksasa, yaitu Kumbakarna yang sedang dikeroyok puluhan kera-kera. Patung ini menggambarkan kisah perwayangan Ramayana yang sangat dikenal masyarakat Bali. Di sekitar patung Kumbakarna terdapat dua patung singa, yang salah satunya terlihat sedang mengasuh seekor anak kera. Setelah memasuki pintu gerbang akan melewati jalan sepanjang lebih kurang 200 meter menuju hutan pala yang setiap sisinya dipagari dengan tembok batu-batu kali besar yang disusun tidak beraturan.



Pada area hutan akan menemukan sebuah pura kecil yang disebut Pura Melanting dan pura yang lebih besar yang dinamakan Pura Pucak Sari. Pada pelataran pura ini, sering kali dipenuhi oleh kera-kera yang tengah bercanda riang. Di bagian sudut pura, terdapat beberapa patung-patung kera sebagai bagian dari arsitektur pura yang menakjubkan dan menurut ceritera masyarakat setempat, hutan dan kera-kera Sangeh merupakan duwe yaitu milik kepunyaan dewa yang melindungi tempat ini. Di penghujung jalan menuju pintu keluar yang agak memutar, terdapat sebuah pohon pala raksasa yang dikeramatkan. Pohon ini mempunyai keunikan dan dinamakan Pohon Lanang Wadon (pohon laki-perempuan).




 Dinamakan demikian, karena pohon pala ini berbentuk seperti kelamin pria dan wanita yang saling bersebelahan. Keajaiban pohon ini menjadikan salah satu keunikan-keunikan yang menarik di kawasan wisata Sangeh bersama tingkah laku kera-kera dan hutan lindung yang dilestarikan.
Taman Wisata Alam Sangeh memiliki pesona wisata hutan yang banyak dihuni oleh ratusan kera. Kera-kera Sangeh dahulu memang dikenal sangat liar dan seringkali mengganggu para pengunjung. Kera Sangeh juga dikenal sangat jahil, karena seringkali mengambil barang-brang pengunung yang akan dikembalikan bila kera-kera tersebut diberi sepotong makanan. Namun sekarang kera Sangeh tidak lagi seliar dan sejahil dahulu, karena sekarang kera-kera tersebut telah diurus dengan baik.
Kera Sangeh juga memiliki beberapa kelompok yang masing-masing kelompok memiliki satu pemimpin. Namun kelompok-kelompok tersebut memilki pimpinan teringgi atau bisa dibilang raja dari seluruh raja kera yang ada di Sangeh. Pemimpin tertinggi ini berdiam ditempat yang paling luas di. Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah Pura Yang sangat terkenal kesakralannya yaitu Pura Bulit Sari.
Entah bagaimana caranya, pemimpin kera dipilih karena memiliki kekuatan dan kharisma yang sangat luar biasa. Bahkan mereka memiliki hak-hak yang lebih dibanding kera lainnya, seperti saat mengawini kera betina atau saat mendapat jatah makanan. Bisanya raja kera akan mendapat jatah pertama sampai ia puas, sebelum memberikan jatah tersebut pada kera-kera lain.

Sebagian besar kawasan hutan wisata ini, menjadi tempat bermukim kera, hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan para pengusaha untuk membuat beberapa kios tempat menjual beraneka ragam cinderamata.

Tidak ada komentar: