Sabtu, 27 Oktober 2012

Gunung Batur, Sebuah Gunung Berapi Aktif di Kintamani Bangli (BALI)

Berdiri dengan tinggi 1.717 meter, Gunung Batur adalah salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Gunung ini memiliki kaldera besar yang dianggap salah satu yang terbesar dan paling indah di dunia. Kaldera ini terbentuk setelah dua letusan besar 29.300 dan 20.150 tahun yang lalu. Gunung hitam kering ini masih memiliki nafas dan memberikan hidup kepada masyarakat di sekitarnya.
Terletak di daerah Kintamani, Kabupaten Bangli, gunung ini telah meletus sebanyak 26 kali sejak 1804. Letusan terbesar adalah pada tahun 1926 yang menyebabkan Desa Batur ditutupi oleh lava. Letusan terakhir terjadi pada tahun 2000, tapi untungnya itu bukanlah letusan yang besar. Jadi Desa Batur yang terletak di sebelah selatan gunung berapi yang ada sekarang adalah sebuah desa baru yang dibangun setelah letusan.
Menurut cerita dalam naskah, Gunung Batur sebenarnya adalah puncak Gunung Mahameru yang dipindahkan oleh Bathara Pasupati untuk menjadikannya sebagai sebuah istana bagi Dewi Danu. Itulah sebabnya masyarakat Bali datang ke Gunung Batur pada hari tertentu dan membuat persembahan di Pura Ulun Danu Batur untuk menghormati Bathara Pasupati dan Dewi Danu sehingga mereka akan memberkati penduduk dengan tanah yang subur dan kemakmuran.
Gunung Batur memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat di sekitar gunung berapi serta semua orang di pulau ini. Gunung Batur merupakan tujuan populer untuk melihat Bali, sehingga sektor pariwisata di daerah ini berkembang pesat. Terdapat restoran disepanjang pinggir jalan Kintamani dan hotel yang dibangun di sekitar Toya Bungkah (sumber air panas yang airnya berasal dari jantung gunung berapi). Kaldera, kawah, dan danau terletak berdampingan, dan pemandangan gunung dari desa Penelokan merupakan pemandangan yang sempurna.
Selain wisata yang tumbuh karena keindahan gunung berapi, kaldera, dan air danau juga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Jika anda pergi di sepanjang jalan sempit menuju kaldera, anda akan bertemu truk penuh dengan pasir hitam yang berasal dari kaldera. Mereka adalah penambangan pasir hitam untuk dijual di kota atau bahkan menjualnya ke pulau lain. Air danau adalah sumber utama untuk irigasi untuk pertanian di tepi danau dan juga di desa-desa di dekatnya. Pada dasarnya tanah yang di daerah ini kering, tetapi tanahnya subur karena mengandung beberapa mineral yang datang dari gunung berapi. Jadi jika anda berjalan-jalan di tepi danau, anda dapat melihat kubis hijau tumbuh dan jenis sayuran lainnya. Juga danau adalah rumah untuk beberapa jenis ikan air tawar, sehingga nelayan banyak yang membuat pembenihan ikan di danau untuk menciptakan lingkungan yang layak bagi ikan agar dapat tumbuh sehat. Kemudian ikan-ikan ini disajikan di restoran di sekitar daerah tersebut atau digunakan untuk konsumsi sendiri oleh nelayan-nelayan tersebut.


Rasakan nafas gunung dengan menjadi bagian dari pemandangan yang indah di Gunung Batur.

Kawasan Gunung Batur terkenal sebagai obyek wisata andalan Kabupaten Bangli. Konon menurut cerita dalam Lontar Susana Bali, Gunung Batur merupakan puncak dari Gunung Mahameru yang dipindahkan Batara Pasupati untuik dijadikan Sthana Betari Danuh (istana Dewi Danu). Pada waktu tertentu, seluruh umat Hindu dari berbagai daerah di Bali datang ke Batur menghaturkan Suwinih untuk mengusir bencana hama yang menimpa ladang mereka. Dengan menghantarkan suminih ini maka kawasan gunung Batur menjadi daerah yang subur.
Daerah yang dapat ditonjolkan sebagai obyek wisata adalah kawah, kaldera dan danau. Terdapat aliran air dalam tanah yang mengalirkan air Danau Batur, yang muncul menjadi mata air di beberapa tempat di Bali dan dianggap sebagai "Tirta Suci"
Wisata budaya yang terdapat di kawasan Gunung Batur adalah Trunyan. Meskipun seluruh penduduk Trunyan beragama Hindu seperti umumnya masyarakat Bali, mereka menyatakan bahwa Hindu Trunyan merupakan Hindu asli warisan kerajaan Majapahit. Di sebelah utara Trunyan terdapat kuban, sebuah tempat makam desa, namun jenazah tidak dikuburkan atau dibakar, melainkan diletakkan di bawah pohon setelah dilakukan upacara kematian yang rumit. Tempat pemakamanan ini dipenuhi oleh tulang-tulang, dan bisa jadi kita menemukan mayat yang masih baru.

Sangeh Monkey Forest Bali

Sangeh adalah salah satu obyek wisata kera yang terkenal di Bali yang berlokasi di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung dan berjarak sekitar 50 km atau memakan waktu lebih kurang 45 menit dari ibukota Denpasar. Selain obyek wisata, Sangeh juga merupakan kawasan hutan lindung yang luas areanya sekitar 14 hektar dan sebagian besar ditumbuhi dengan pohon-pohon pala (dipterrocarpustrinervis) setinggi lebih kurang 50 meter serta dihuni oleh sekitar 700 hewan kera abu-abu (macaca faciculais). Untuk mengunjungi kawasan ini akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 5.000,-, dan terdapat beberapa petugas pengelola lokasi atau pemandu yang berpakaian adat Bali yang siap membantu setiap pengunjung. Beberapa petunjuk untuk memasuki kawasan ini antara lain berpakaian sopan dan tertib, hati-hati dengan membawa barang-barang bawaan, dan dilarang untuk mengganggu kera.

 Sebelum memasuki area Sangeh, dianjurkan untuk membeli sebungkus makanan untuk kera berupa kacang atau jagung yang banyak dijual di kios-kios sekitar areal parkir. Memasuki kawasan ini, pada candi bentar (pintu gerbang) terdapat patung besar yang berwujud ksatria raksasa, yaitu Kumbakarna yang sedang dikeroyok puluhan kera-kera. Patung ini menggambarkan kisah perwayangan Ramayana yang sangat dikenal masyarakat Bali. Di sekitar patung Kumbakarna terdapat dua patung singa, yang salah satunya terlihat sedang mengasuh seekor anak kera. Setelah memasuki pintu gerbang akan melewati jalan sepanjang lebih kurang 200 meter menuju hutan pala yang setiap sisinya dipagari dengan tembok batu-batu kali besar yang disusun tidak beraturan.



Pada area hutan akan menemukan sebuah pura kecil yang disebut Pura Melanting dan pura yang lebih besar yang dinamakan Pura Pucak Sari. Pada pelataran pura ini, sering kali dipenuhi oleh kera-kera yang tengah bercanda riang. Di bagian sudut pura, terdapat beberapa patung-patung kera sebagai bagian dari arsitektur pura yang menakjubkan dan menurut ceritera masyarakat setempat, hutan dan kera-kera Sangeh merupakan duwe yaitu milik kepunyaan dewa yang melindungi tempat ini. Di penghujung jalan menuju pintu keluar yang agak memutar, terdapat sebuah pohon pala raksasa yang dikeramatkan. Pohon ini mempunyai keunikan dan dinamakan Pohon Lanang Wadon (pohon laki-perempuan).




 Dinamakan demikian, karena pohon pala ini berbentuk seperti kelamin pria dan wanita yang saling bersebelahan. Keajaiban pohon ini menjadikan salah satu keunikan-keunikan yang menarik di kawasan wisata Sangeh bersama tingkah laku kera-kera dan hutan lindung yang dilestarikan.
Taman Wisata Alam Sangeh memiliki pesona wisata hutan yang banyak dihuni oleh ratusan kera. Kera-kera Sangeh dahulu memang dikenal sangat liar dan seringkali mengganggu para pengunjung. Kera Sangeh juga dikenal sangat jahil, karena seringkali mengambil barang-brang pengunung yang akan dikembalikan bila kera-kera tersebut diberi sepotong makanan. Namun sekarang kera Sangeh tidak lagi seliar dan sejahil dahulu, karena sekarang kera-kera tersebut telah diurus dengan baik.
Kera Sangeh juga memiliki beberapa kelompok yang masing-masing kelompok memiliki satu pemimpin. Namun kelompok-kelompok tersebut memilki pimpinan teringgi atau bisa dibilang raja dari seluruh raja kera yang ada di Sangeh. Pemimpin tertinggi ini berdiam ditempat yang paling luas di. Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah Pura Yang sangat terkenal kesakralannya yaitu Pura Bulit Sari.
Entah bagaimana caranya, pemimpin kera dipilih karena memiliki kekuatan dan kharisma yang sangat luar biasa. Bahkan mereka memiliki hak-hak yang lebih dibanding kera lainnya, seperti saat mengawini kera betina atau saat mendapat jatah makanan. Bisanya raja kera akan mendapat jatah pertama sampai ia puas, sebelum memberikan jatah tersebut pada kera-kera lain.

Sebagian besar kawasan hutan wisata ini, menjadi tempat bermukim kera, hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan para pengusaha untuk membuat beberapa kios tempat menjual beraneka ragam cinderamata.

Jumat, 05 Oktober 2012

Pantai Suluban lebih dikenal dengan Blue Point Beach


Pantai Suluban berasal dari bahasa Bali yang berarti “berjalan atau lewat di bawah sesuatu”. karena pengunjung yang ingin ke sana harus melewati batu-batu karang yang menyerupai Goa, sebelum akhirnya sampai di pantai berpasir putih yang dikanan-kirinya tebing karang yang tinggi, dengan gemuruh ombaknya, kalau ingin surfing harus ke tengah laut karena ombak yang bagus ada disana.





Ada juga yang memberi nama Blue Point Beach, karena sebelum memasuki kawasan pantai, kita melewati Blue Point Villas, mungkin lebih gampang bagi wisatawan mancanegara menyebutkannya Blue Point beach daripada Suluban Beach.





Untuk menuju Lokasi ke pantai ini, gampang apalagi kalau anda dari pantai Padang-Padang terus saja menuju ke arah Pura Uluwatu, cari gapura Blue Point Villas, terus masuk ke jalan yang menuju ke Blue Point Villas, anda bayar parkir dulu sebelum masuk. Untuk mencapainya turun tangga bertingkat-tingkat, dikeliling bangunan-bangunan cafe.


Sesudah sampai di pantai, anda akan menikmati keindahannya karena pantai ini dikelilingi dinding karang yang menjorok kedalam seperti Goa, dan juga batu karang besar yang bisa kita naik ke atasnya sambil melihat pemandangan. Pantai Suluban ini seperti kampung Bule, banyak cafe dan penginapan, sewa surfing, hmm sungguh mengasyikkan melihat sunset, pemandangan pantai sambil minum fresh drink apalagi anda ingin memperlancar bahasa Inggris, disini banyak temennya(tapi jangan asal Bule, ntar orang Bulenya tidak bisa bahasa Inggris lagi :) , kenalan dulu, tanya dari negara mana, kalau bisa bahasa Inggris, ya lanjuuut ).



Untuk peselancar dunia pantai Suluban terkenal dengan ombaknya yang tinggi dan butuh perjuangan untuk mencari ombak yang bagus, karena kita harus mendayung dengan kedua tangan sambil rebahkan tubuh dipapan surfing, dari pantai kita harus melawan ombak yang keras dan tidak beraturan untuk mencapai ke tengah menemukan ombak yang tinggi.


Silahkan datang dan nikmati suasana eksotisnya pantai Suluban atau lebih dikenal dengan nama Blue Point Beach.


Ombak yang bergulung-gulung selalu membuat para penggemar olah raga Surfing tertarik untuk mencoba beratraksi di laut lepas, sehingga para turis mancanegara kalau ke Bali, selalu tergila-gila untuk ber'surfing ria'. Ada beberapa lokasi pantai yang ombaknya besar dan ganas, karena datangnya cepat sekali serta berlapis-lapis, semakin tinggi dan besar ombaknya semakin enjoylah para peselancar menikmati olah raga yang tidak gampang ini.
Salah satu tempat selancar (surfing) yang sedang populer saat ini adalah Blue Point, uniknya entah kenapa tempat ini disebut Blue Point ? mungkin karena warna air lautnya yang biru, dengan bibir pantai bertebing-tebing tinggi serta batu karang, ombaknya bagus banget , dipandang mata aja segar rasanya.
Kalau surut, tentu saja kita bisa jalan di sekitar pantai yang berkarang ini, Setiap peselancar yang mau main disini, harus menyiapkan papan Surfing, lalu jalan kaki di celah tebing kecil, menuruni tangga kayu darurat, langsung menuju air laut, dan berbaring di atas papan Surfing. Maka mulailah mereka mendayung dengan kedua tangan untuk mencapai tengah laut yang ombaknya besar. Terkadang kita bisa melihat para peselancar pemula yang baru saja mendayung dengan tangannya sekitar 20 meteran, langsung dihempaskan ombak besar, terbawa lagi ke pinggiran, dan mereka harus mulai lagi mendayung dengan tangan melawan ombak ganas, tetapi bagi mereka yang sudah terbiasa tentu no problem. Dari kejauhan mata memandangi birunya air laut, kita bisa melihat dengan jelas para peselancar yang sedang menikmati ganasnya ombak di Blue Point ini.
Bagi kita yang cuma mau tahu seperti apakah Blue Point, silahkan duduk di Cafe yang tersedia sambil menikmati juice atau kopi panas, sambil mata memandang birunya laut kita bisa juga menikmati atraksi para peselancar yang cukup banyak bermain disini. Kalau mau beli souvenir VCD atau Foto - foto Surfing, silahkan beli disini dengan harga terjangkau. Cuma ingat, bagi mereka yang belum mahir atau belum pernah main Surfing, jangan coba2 mau latihan di Blue Point, ini daerah lautan ganas, bagi pemula silahkan belajar di Kuta Beach aja.

Amazing White Sand & Turqoise Water (Padang2 Beach)


Padang-padang beach atau Pantai Padang-padang berlokasi dijalan Labuhan sait didesa pecatu, sangat dekat dengan Pura Uluwatu yang sangat terkenal dengan pemandangan sunsetnya serta Kecak apinya. Pantai ini sungguh indah, dari sekian pantai di Bali yang pernah saya kunjungi, tanpa ragu-ragu saya ‘Vote’ sebagai Pantai Favourite di Bali atau MANSTAB ! he..he…

Jalan masuk menuju ke pantai memang agak aneh, karena anda harus melewati cerukan model kaya goa ( baca : jalan masuk ke pantai nya melewati goa ) sudah memberikan nuansa tersendiri dan lain dari pada yang lain, setelah menuruni anak tangga yang beberapa puluh biji itu, anda akan takjub dengan pemandangan yang terhampar di depan anda, pantai pasir putih yang airnya biru jernih, airnya datar jadi sangat tepat untuk berenang dan kalo yang suka surfing juga bisa, tapi harus berenang atau sewa perahu ke tengah laut, ups….hampir lupa di pantai ini juga sangat bagus untuk cuci mata “Bay watch” lah, Tips buat anda jangan lupa bawa sun glasses yang paling Item, selain melindungi mata dari sinar matahari juga bagus untuk lirik kanan dan kiri biar ga ketahuan ( *jelalatan mode on , kakkakakakakkakakak)

Belum banyak yang mengenal pantai ini namun pemandangan disini sangat menakjubkan. Pasirnya berwarna putih bersih dengan air laut yang berwarna turqoise. Lokasinya tersembunyi di balik tebing tinggi sehingga untuk sampai ke pantai ini harus menuruni tebing dengan tangga dari jalan raya. Suasana di pantai ini sepi dan tenang sehingga jarang ada penjual makanan/minuman. Aktivitas di pantai ini adalah berjemur ataupun surfing karena ombaknya yang besar. Pemandangannya bagus untuk foto dan pernah dijadikan tempat shooting Julia Robert dalam Eat, Pray, Love

Sambil berjemur di pantai padang-padang Beach
Sony Bergaya :P

Dreamland Beach


Uluwatu dan Dreamland Beach merupakan spot wisata yang saling berdekatan yang berada di Selatan Bali tepatnya di Bukit Badung yang berupa bukit karang.

Uluwatu
Uluwatu merupakan salah satu tempat yang sangat eksotis di Bukit Badung. Daerah ini sangat sering digunkan oleh artis-artis baik dari dalam maupun mancanegara untuk melangsungkan pernikahan mereka.
Di uluwatu ini daerahnya berupa tebing-tebing karang yang terjal dan dibawahnya terdapat batu karang yang terjal juga dengan hamparan laut biru yang merupakan samudera hindia.

Tepat di ujung tebing tersebut terdapat Pura, sayang untuk memasukinya tidak bisa.
Dan yang harus diperhatikan ketika menuju Pura Uluwatu ini adalah barang-barang yang kita bawa harus dijaga dengan baik kalua perlu disimpan saja apalagi yang kecil-kecil karena dari areal parkir menuju spot wisata ini banyak berkeliaran monyet-monyet yang akan merampas barang-barang tersebut.


Dreamland Beach





Lokasi pantai yang penyebutannya agak kebarat-baratan (emang-red) ini sebenarnya berada sebelum Uluwatu. Persisnya lokasi pantainya berada di Pecatu Indah Resort, sebuah kawasan elit baru di Bali yang tadinya berupa bukit-bukit karang yang tidak ekonomis.

Tetapi saat ini kawasan ini menjadi kawasan dengan jual yang sangat tinggi. Kawasannya sudah dibuat berkapling-kapling untuk dijual dan dijadikan villa, dan saat ini disana juga lagi dibangun 2 proyek kondominium elit selain memang lapangan golf yang sebelumnya sudah ada.
Dan daya tarik yang paling bagus adalah adanya pantai di bawah bukit karang tersebut. Sekarang nama pantainya adalah Dreamland Beach, mungkin disesuaikan dengan pantai sesuai dengan impian orang kebanyakan dengan pasir yang putih, bersih, air laut yang biru dan juga dilengkapi dengan bukit-bukit karang yang terjal dan tentunya ombak yang lumayan besar untuk bisa surfing.

Untuk menuju kawasan pantai ini, saat ini dari kawasan resort tersebut jalan ke pantainya masih agak jelek karena merupakan pantai baru kayaknya. Dari lokasi parkiran yang berada di di atas bukit kita harus menuruni bukit yang telah dicacah untuk bisa ditempuh dengan jalan kaki, sekitar 400-500 m sampai pantai.

Dan sesampainya di pantai, ada sederet toko-toko yang baru selesai dibangun mungkin dipertukan untuk cinderamata dan makanan. Dan di pantainya sudah lengkap dengan aksesoris-aksesoris pantai untuk bermalas-malasan dan juga tukang pijitnya dan tak lupa juga sudah ada penjaga pantai lengkap dengan poskonya